Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia, setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Di Indonesia, diperkirakan 500 ribu penduduk terkena serangan stroke setiap tahunnya dan sekitar 25 % atau 125.000 orang meninggal. Sisanya, cacat ringan maupun berat.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan stroke?
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu dan berlangsung lebih dari 24 jam. Kurangnya aliran darah di dalam otak menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan tersebut.
Terdapat dua jenis stroke yaitu:
- Penyumbatan Pembuluh Darah Otak (Stroke Iskemik)
Penyumbatan terjadi karena penumpukan lemak yang mengandung kolesterol atau plak dalam pembuluh darah. Plak menyebabkan dinding arteri menebal atau kasar, sehingga aliran darah tidak lancar. Darah yang mengental juga melambatkan dan bisa saja menutup aliran darah.
- Pendarahan Otak (Stroke Hemoragik)
Pendarahan terjadi karena salah satu pembuluh darah di otak bocor atau pecah sehingga darah mengisi ruang-ruang pada sel-sel otak serta merusak jaringan otak di sekitarnya atau pendarahan dalam ruang sekitar otak.
Gejala stroke dapat dikenali, lho. Misalnya:
- Mulut mendadak mencong.
- Kaki dan tangan susah digerakkan.
- Mendadak sulit berbicara, berbahasa, dan bingung.
- Terjadi gangguan penglihatan secara mendadak.
- Mendadak kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh serta sulit berjalan.
- Kepala tiba-tiba terasa pusing, sakit sekali, dan kesadaran menurun untuk beberapa detik.
Lantas, apa yang harus dilakukan bila kamu atau orang terdekat mengalami gejala stroke di atas?pertama, segeralah pergi ke rumah sakit. Pasalnya, jangka waktu 3 – 6 jam setelah serang berlangsung sangat penting untuk menghindari timbulnya kecacatan yang menetap. Itulah mengapa jangka waktu ini disebut sebagai golden period.
Di rumah sakit, umumnya akan dilakukan pemeriksaan fisik, cek laboratorium untuk mengetahui adanya tekanan darah tinggi, kencing manis, serta dilakukan photo scanning pada otak untuk mengetahui jenis stroke.
Faktor penyebab stroke terbagi dua, yaitu:
Faktor yang tak dapat dikendalikan
- Umur: Semakin bertambah usia, semakin tinggi pula risiko stroke, terutama bagi seseorang yang sudah berusia lebih dari 55 tahun.
- Jenis kelamin: Risiko stroke pada pria ternyata 1,25 kali lebih tinggi daripada wanita. Meski pria memiliki risiko stroke lebih besar, tapi wanita yang menggunakan pil kontrasepsi, hamil dan melahirkan, serta menopause juga membuka risiko stroke.
- Riwayat keluarga: Faktor genetik juga berperan menyebabkan stroke, sebut saja tekanan darah tinggi,
- penyakit jantung, dan diabetes.
- Ras atau suku tertentu yang berhubungan dengan pola makan.
Faktor yang dapat dikendalikan
Tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tinggi, diabetes, riwayat stroke, riwayat penyakit jantung, merokok, gaya hidup, obesitas, dan faktor emosi.
Nah, apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegah stroke? Pertama, rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, dan berenang. Aktivitas ini dapat memperbaiki gula darah, menurunkan berat badan, dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Emosi juga sebaiknya dikendalikan. Pasalnya, emosi yang tidak terkontrol akan menyebabkan beberapa penyakit seperti stres, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung yang pada akhirnya dapat menyebabkan stroke.
oleh : salah satu dokter Neurologi RS. St. Borromeus.
Artikel Terkait
sehat-cantik